Unsur dalam empati adalah memperhatikan orang lain. Kalo gitu, dalam komunikasi empatik, unsur ini pun punya peranan penting. Ketika berkomunikasi, jika perhatian terfokus pada diri sendiri melulu, kegagalan komunikasilah yang akan terjadi.
Kita perlu lebih memfokuskan perhatian kita pada orang yang kita ajak berkomunikasi, bukannya pada diri sendiri melulu. Dengan memberikan fokus perhatian kepada orang lain, maka orang merasa kita memperdullikan mereka. Selanjutnya, kalau orang merasakan kita memang memberikan perhatian, kepedulian, dan rasa hormat kepada mereka ketika mereka berbicara ataupun menyampaikan pendapat, maka mereka akan juga bersedia mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang akan kita komunikasikan kepada mereka.
Dengan memfokuskan perhatian kepada orang lain, kita bisa lebih mudah memahami siapa lawan bicara kita (apa keinginan mereka, apa permasalahan mereka, apa yang mereka perlukan dari kita). Jika kita telah memahami mereka, tentunya kita bisa mengkomunikasikan apa yang kiranya dapat menarik perhatian mereka, dan apa yang kiranya mau mereka terima, ataupun dukung.
Kontak Mata Kontak mata merupakan bagian yang penting dalam berkomunikasi. Dengan melibatkan kontak mata dengan orang yang kita ajak bicara, kita memberi kesan dan pesan kepada orang tersebut bahwa kita sungguh-sungguh terhadap apa yang kita komunikasikan. Kesungguhan kita ini tentunya akan mendorong lawan bicara memperhatikan dengan seksama apapun yang kita komunikasikan. Mereka juga lebih percaya kepada kita karena kesungguhan yang kita perlihatkan, sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk memahami atau melakukan apapun yang kita anjurkan kepada mereka. Tentu, beda masalahnya jika yang kita ajak bicara adalah lawan jenis. Kalo dengan lawan jenis, kontak mata yang terjadi bisa menimbulkan bahaya yang lain. |
Senyum Hangat Senyum merupakan sedekah yang murah, meriah, dan mudah. Senyuman memang merupakan senjata yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk membuka komunikasi. Senyuman yang tulus dan hangat dapat mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi, misalnya: ketegangan, kecurigaan, kemarahan, kecemburuan. Sebuah senyuman juga merupakan indikasi kita memiliki emosi positif terhadap orang yang kita ajak berkomunikasi. Jika lawan bicara merasa kita memang ”suka” berkomunikasi dengannya, akan lebih mudah bagi orang tersebut menerima masukan, pendapat, ataupun solusi yang kita tawarkan kepadanya. |
Saling Menyukai Komunikasi juga akan lebih efektif, jika orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut saling menyukai. Menyukai orang lain yang kita ajak berkomunikasi merupakan awal kemampuan berkomunikasi yang efektif. Menyukai dan disukai, tidak bisa terjadi dalam sekejap. Memang harus ada saling mengenal, saling memahami, dan saling menolong. Semakin banyak interaksi dalam hal-hal yang positif ini, maka ornag yang kita ajak berkomunikasi akan semakin mudah untuk mengerti, menerima, dan mempercayai semua yang kita komunikasikan kepadanya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar