INILAH.COM, Jakarta - Banyak cara dan strategi dilakukan perpustakaan kampus dalam menarik minat baca para mahasiswanya. Salah satunya dengan beraktivitas di dalam perpustakaan tanpa menggunakan busana.
Adalah 'Breakfast Club', sebuah kelompok mahasiswa di Worcester College, Oxford University, Inggris, menggelar program unik untuk meramaikan perpustakaan. Mereka membuat jadwal rutin membaca atau mengerjakan tugas kuliah tanpa mengenakan busana di perpustakaan selama 30 menit.
Lewat program yang berlangsung setiap rabu ini bertajuk 'Half-Naked Half-Hour', mereka akan menanggalkan balutan busana sebelum membaur dengan para pengunjung perpustakaan.
Sudah hampir dua tahun program ini berlangsung mulai tahun 2009. Saat itu sejumlah mahasiswa merasa jenuh dengan aktivitas revisi tugas menjelang pergantian semester di perpustakaan.
Mereka lalu berpikir untuk menciptakan suasana perpustakaan yang membosankan menjadi arena belajar yang menarik. Tak disangka, program itu mendapat dukungan sejumlah mahasiswa. Sekitar 40 mahasiswa, pria dan wanita, tergabung di sana. Bahkan, sejumlah pejabat lokal kerap bertandang dalam rangka kunjungan ke universitas-universitas.
Di tengah keberlangsungan program yang mulai menjadi tradisi itu, pejabat komite perpustakaan mengirim surat protes kepada para mahasiswa. Meski perpustakaan menjadi ramai, mereka melihat aksi itu sangat mengganggu pengunjung perpustakaan lain yang memang serius ingin membaca dan belajar.
Seperti dikutip Dailymail, menanggapi larangan itu, sejumlah anggota 'Breakfast Club' bereaksi tak kalah keras. Mereka justru menuding larangan yang disampaikan komite perpustakaan tak berdasar. Mereka mengklaim bahwa program yang mereka usung telah menjadi sebuah kejutan besar bagi kampus sehingga semakin ramai dikunjungi.
Adalah 'Breakfast Club', sebuah kelompok mahasiswa di Worcester College, Oxford University, Inggris, menggelar program unik untuk meramaikan perpustakaan. Mereka membuat jadwal rutin membaca atau mengerjakan tugas kuliah tanpa mengenakan busana di perpustakaan selama 30 menit.
Lewat program yang berlangsung setiap rabu ini bertajuk 'Half-Naked Half-Hour', mereka akan menanggalkan balutan busana sebelum membaur dengan para pengunjung perpustakaan.
Sudah hampir dua tahun program ini berlangsung mulai tahun 2009. Saat itu sejumlah mahasiswa merasa jenuh dengan aktivitas revisi tugas menjelang pergantian semester di perpustakaan.
Mereka lalu berpikir untuk menciptakan suasana perpustakaan yang membosankan menjadi arena belajar yang menarik. Tak disangka, program itu mendapat dukungan sejumlah mahasiswa. Sekitar 40 mahasiswa, pria dan wanita, tergabung di sana. Bahkan, sejumlah pejabat lokal kerap bertandang dalam rangka kunjungan ke universitas-universitas.
Di tengah keberlangsungan program yang mulai menjadi tradisi itu, pejabat komite perpustakaan mengirim surat protes kepada para mahasiswa. Meski perpustakaan menjadi ramai, mereka melihat aksi itu sangat mengganggu pengunjung perpustakaan lain yang memang serius ingin membaca dan belajar.
Seperti dikutip Dailymail, menanggapi larangan itu, sejumlah anggota 'Breakfast Club' bereaksi tak kalah keras. Mereka justru menuding larangan yang disampaikan komite perpustakaan tak berdasar. Mereka mengklaim bahwa program yang mereka usung telah menjadi sebuah kejutan besar bagi kampus sehingga semakin ramai dikunjungi.
Spoiler for gambarnya:
Ane juga mau gan kalo di Indonesia ada kaya gini mah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar