Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
Lee membentuk sebuah komite independen untuk meninjau tingkat gaji dan kelayakan pejabat dalam menerima gaji. Komite independen ini diketuai oleh seorang dokter, Gerard Ee, yang juga merupakan Kepala Rumah Sakit Changi.
Tujuh orang anggota komite lain adalah orang-orang dari berbagai elemen masyarakat, baik sektor swasta, buruh, maupun pekerja sosial. Mereka akan membandingkan gaji para pejabat dengan pekerja sektor swasta dengan bidang yang setara. Selain itu, Ee dan timnya juga akan menjadikan tingkat gaji yang umum di Singapura sebagai patokan. Pada pidatonya usai diambil sumpah untuk kembali menjadi PM Singapura Sabtu pekan lalu, Lee mengatakan bahwa pembentukan komite ini untuk menjawab keresahan warga Singapura atas tidak imbangnya gaji pejabat dengan perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Politik bukanlah pekerjaan atau peningkatan karir, namun itu adalah panggilan untuk melayani demi kepentingan yang lebih besar di Singapura,” ujar Lee dalam pidatonya pembentukan tim itu. Keresahan masyarakat atas gaji pejabat yang timpang dengan kinerja yang mereka hasilkan ini jugalah yang membuat popularitas partai Lee, Partai Aksi Rakyat (PAP), menurun drastis pada pemilu 7 Mei lalu. PAP tetap menjadi partai berkuasa, namun dukungan dari rakyat kini hanya 60 persen. Itu merupakan jumlah dukungan terburuk yang pernah dialami PAP, yang memerintah sejak Singapura resmi merdeka pada 1965. Dalam sepuluh tahun terakhir dukungan terhadap partai itu terus turun. Pada 2001 dukungan PAP masih sebesar 75 persen, sedangkan pada pemilu 2006 turun jadi 67 persen dan kini hanya 60 persen.
Selain gaji pejabat yang dinilai terlampau tinggi, partai berkuasa juga kerap dikritik lantaran banyaknya penerimaan tenaga kerja asing di Singapura dan meningkatnya harga perumahan serta biaya hidup. Bagaimana rakyat tidak murka, sementara biaya hidup kian melangit lantaran harga-harga melonjak naik, para abdi masyarakat malah justru menikmati gaji yang disebut-sebut sebagai salah satu gaji pejabat pemerintahan terbesar di seluruh dunia.
Gaji PM Lee Hsien Loong misalnya, saat ini ditaksir lebih dari 3 juta dolar Singapura atau sekitar Rp20,6 miliar per tahun. Gaji menteri muda saja di Singapura bisa mencapai 2 juta dolar Singapura atau Rp13,7 miliar per tahun. Ini terhitung besar jika dibandingkan dengan gaji Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang hanya US$400.000 atau Rp3,4 miliar per tahun. Jangan coba membandingkan dengan gaji Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, pasti kalah jauh. SBY dilaporkan hanya menerima gaji Rp62 juta per bulannya, artinya hanya Rp744 juta per tahun.
Penggajian Sistem Perusahaan
Sejak pertengahan dekade 90an, gaji pejabat tinggi di Singapura diukur dua per tiga dari gaji tertinggi di enam sektor swasta, di antaranya adalah akuntansi, perbankan, konstruksi, hukum, perusahaan manufaktur dan perusahaan multinasional. Pertumbuhan ekonomi juga menjadi tolak ukur bagi pemerintah dalam menentukan gaji. Saat kondisi ekonomi sedang memburuk pada 2008, Singapura memangkas gaji pegawai negeri, termasuk gaji Perdana Menterinya pada 2009.
Pada 2008, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong masih menerima gaji 3,7 juta dolar Singapura atau sekitar Rp25 miliar. Namun, akibat krisis finansial global, pada 2009, gaji PM Lee diturunkan menjadi 3,04 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 20 miliar per tahun. Pada saat ekonomi tumbuh, Singapura juga bermurah hari kepada para PNS. Sebut saja pada 2010, saat ekonomi negeri ini telah bangkit kembali, bahkan tumbuh 17,9 persen pada semester pertama.
Menteri Perdagangan dan Industri juga memperkirakan produk domestik bruto (PDB) tumbuh sekitar 15 persen. Sebagai hadiahnya, pada akhir tahun 2010, PNS akan menerima dua bulan gaji. Satu kali gaji bulanan seperti biasa, satu kali lagi sebagai gaji ke-13.
Lantas, pada Maret 2011, PNS juga akan mendapatkan gaji spesial yang dikenal sebagai bonus “pertumbuhan”. Ini sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan kinerja setiap individu. Pada saat itu, karyawan yang berprestasi akan menerima bonus sebesar 1-1,6 kali gaji, sedangkan yang kinerjanya buruk tidak akan menerima bonus.
Lain Singapura, Lain Indonesia
Tingginya gaji para pejabat pemerintahan di Singapura tidak terlepas dari peningkatan PDB per kapitanya setiap tahun. Reformasi birokrasi yang diterapkan pada kepemimpinan Lee berhasil membuat Singapura menempati peringkat keempat dunia dengan PDB per kapita sebesar US$52.840 atau Rp475 juta per tahun.
Indonesia dengan PDB sebesar US$3.550 atau Rp30,7 juta per tahun dinilai masih tidak mampu menaikkan gaji pejabat negara apalagi presiden. Kenaikan gaji presiden Indonesia telah menjadi wacana sejak lama. Presiden SBY pernah mengaku sendiri bahwa dia sudah selama tujuh tahun tidak menikmati kenaikan gaji.
Jangankan dulu dibandingkan dengan gaji perdana menteri Singapura, dibandingkan dengan para direktur BUMN dalam negeri saja gaji SBY kalah jauh. Sebut saja dengan gaji Dirut Bank Mandiri yang penghasilannya per tahun mencapai Rp7 miliar atau lebih dari Rp700 juta per bulan. Gaji Presiden SBY juga jauh di bawah Gubernur BI. Gubernur Bank Sentral itu mendapat gaji pokok Rp41,1 juta plus tunjangan jabatan Rp121,4 juta per bulan.
Jika ditambah dengan beragam tunjangan, Gubernur BI bisa memperoleh Rp2,4 miliar per tahun.
Sumber: http://wap.vivanews.com/news/read/222136-tinjau-ulang-gaji-pejabat-tinggi-singapura/0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar