Kasus kematian di depan komputer yang paling banyak terjadi adalah ketika seseorang bermain game dalam jangka waktu lama secara tanpa henti, seperti yang baru-baru ini terjadi pada Chris Stanifort. Remaja berusia 20 tahun tersebut diketahui meninggal setelah duduk di depan komputer selama 12 jam tanpa henti. Hasil otopsi menyebutkan Stanifort meninggal akibat pembekuan darah–dalam bahasa medis disebut “deep vein thrombosis (DVT)”.
DVT adalah kondisi munculnya gumpalan darah di pembuluh, biasanya terjadi di urat nadi di kaki, tulang panggul, atau lengan. Penderita biasanya merasa kesakitan, bengkak, tubuhnya memerah dan panas. Kondisi akan makin serius jika gumpalan darah mengganggu aliran darah dan menyebabkan pemblokiran di paru-paru atau disebut “pulmonary embolism“.
Stanifort bukan satu-satunya korban DVT akibat kebiasaan bermain game. Sebelumnya kematian di depan komputer pernah ditemui di warung-warung internet di China, tempat banyak remaja yang menghabiskan waktu sampai berhari-hari hanya untuk bermain. Pemerintah China bahkan sampai membuat pusat-pusat rehabilitasi kecanduan game sebagai upaya mengatasi situasi yang terjadi.
DVT menyerang nyaris tanpa tanda-tanda. Untuk menghindarinya, pengguna komputer sebaiknya menyelingi kegiatannya dengan melakukan gerakan fisik ringan seperti menggerakkan kaki, tangan, atau berjalan kaki sewaktu-waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar